Friday, November 25, 2011

Tips Membuat PCB | Printed circuit board


Sering kali kita dalam membuat / merancang suatu rangkaian menggunakan jenis PCB matriks, artinya setiap jalur yang menghubungkan antar komponen kita buat sendiri baik dengan jumper ataupun dengan solder, ini membuat rangkaian yang kita buat menjadi kurang rapi dan sulit sekali di analisa jika terjadi kesalahan dalam merangkai.

Untuk mengatasi hal tersebut ada baiknya kita membaut jalur PCB | Printed circuit board, sehingga serumt apapun circuit yang kita buat tetap akan terlihat rapi dan mudah di analisa.


Berikut komponen dan alat yang harus disiapkan:
1. PCB polos

2. Plastik mika (buat rangkain menggunakan eagle,protl,livewire,pcb wizard,dll lalu print(printer jenis laser) dengan plastik ini kalau print rangkaian dengan kertas biasa lalu fotocopy dengan plastik ini).

3. FeCl3 (Ferric clorid)
4. Bor
5. Amplas


Untuk tutorial (silahkan lihat video dibawah ini)
http://www.youtube.com/watch?v=Iw8bOmAIQv0&feature=player_embedded

selamat mencoba dan semoga bermanfaat

Sumber: http://all-thewin.blogspot.com/2011/05/tips-membuat-pcb-printed-circuit-board.htmlhttp://all-thewin.blogspot.com/2011/05/tips-membuat-pcb-printed-circuit-board.html

Thursday, November 24, 2011

Rangkaian Led Berjalan Memanfaatkan Prinsip Kerja IC 555

Rangkaian led berjalan menggunakan ic 555 merupakan rangkaian elektronika sederhana yang semua anak elektro wajib mengetahui prinsip kerjanya. Prinsip dari rangkaian ini adalah memanfaatkan IC clock 555 yang akan dikonversi oleh 4017 menjadi logika flip-flop
Berikut Komponen yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian led berjalan dengan IC 555 :
1.       Power supply 9 V (baterai)
2.       Resistor 1 K dan variabel resistor 10 K
3.       Kapasitor 10 mikrofarad
4.       IC 555
5.       IC 4017
6.       Led terserah berapa jumlahnya
Rangkaian Led Berjalan Memanfaatkan Prinsip Kerja IC 555 dan 4017

Gambar Rangkaian Led Berjalan Memanfaatkan Prinsip Kerja IC 555 dan 4017

Prinsip kerja dari rangkaian diatas adalah IC 555 akan memberikan pulsa clock pada IC 4017 dimana IC 4017 jika kita beri pulsa clock maka ia akan mengeluarkan logika 1 secara berurutan yang logika tersebut akan mengaktifkan led secara bergantian dari atas ke bawah. Lama atau tidaknya waktu led hidup bergantian dapat kita atur dari variabel resistor atau kapasitor yang kita pasang pada IC 555.

Monday, November 21, 2011

Mengatasi Efek Bouncing Pada Rangkaian Digital

Efek bouncing sering menjadi masalah tersendiri dalam rangkaian digital khususnya rangkaian pencacah/counter karena efek bouncing ini akan menyebabkan nilai dari vaiabel counter tidak akurat, ketika ditekan counter value nya bukan bertambah 1 tapi tak tentu. Seperti gambar berikut.
Terlihat sinyal yang dihasilkan ketika push button ditekan bentuk sinyalnya tidak rata.

Efek bouncing ini dapat kita hindari dengan menggunakan IC Schmitt trigger (misalnya IC 40106B), dengan IC ini kita dapat menghilangkan efek bouncing pada rangkaian digital sehingga rangkaian digital yang kita hasilkan dapat sesuai dengan yang kita harapkan. Seperti gambar berikut.

Gelombang yang dihasilkan ketika kita menekan push button terlihat lebih rata dibandingkan pada rangkaian pertama.

Membuat Rangkaian Driver Relay

Relay adalah saklar elektronik yang dapat membuka atau menutup rangkaian dengan menggunakan kontrol dari rangkaian elektronik lain, Relay dapat kita gunakan untuk switching atau kontrol beban. Relay pada aplikasi kontrol sering digunakan sebagai switching input ataupun output pada PLC atau mikrokontroler. Misalnya kita membuat sensor yang keluarannya 5 Volt maka diperlukan relay untuk membuat sensor tersebut dapat dibaca oleh PLC atau kita ingin menghidupkan lampu 220 Volt AC dengan mikrokontroler maka kita memerlukan relay sebagai komponen tambahan karena keluaran pada mikrokontroler hanya 5 volt.
Sebenarnya sudah ada IC (Integrated Circuit) yang dapat digunakan sebagai driver relay seperti IC ULN 2000 atau ULN 2003, tetapi untuk menambah pemahaman kita dalam dunia elektronika sebaiknya kita analisis isi dari IC tersebut untuk membuat sendiri rangkaian driver relay yang kita inginkan.

IC ULN 2003
IC ULN 2003

Berikut contoh rangkaian driver relay ketika digunakan sebagai input ke PLC

rangkaian driver relay

Berikut contoh rangkaian driver relay ketika digunakan sebagai output dari mikrokontroler


rangkaian driver relay

semoga bermanfaat

Sumber: http://all-thewin.blogspot.com/2011/11/membuat-rangkaian-driver-relay.htmlhttp://all-thewin.blogspot.com/2011/11/membuat-rangkaian-driver-relay.html

Sunday, November 20, 2011

Operasional Amplifier

Opamp atau operasional amplifier adalah komponen elektronika yang dikemas dalam bentuk IC. Opamp memiliki banyak fungsi namun yang paling umum adalah sebagai penguat sinyal. Pada tugas akhir ini sinyal keluaran yang dihasilkan oleh sensor lm35 sebesar 10 mV/oC sedangkan ADC pada mikrokontroller ATMEGA8535 sebesar 10 bit dengan tegangan referensi 5V, sehingga nilai lsb sebesar 4,88 mV artinya ketelitian ADC hanya sebesar 0,5oC salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan menaikan tegangan keluaran dari sensor, sehingga dengan menaikan tegangan keluaran sensor lm35 sebesar 10x maka keluaran dari sensor suhu menjadi 100mV/oC. Penguatan ini akan menaikan ketelitian ADC menjadi 0,05 oC.

Operasional Amplifier
Gambar Rangkaian dasar penguat operasional tak membalik

Dari gambar diatas diketahui :

Operasional Amplifier

Saturday, November 19, 2011

Transistor

Terdapat dua jenis transistor dalam fisika listrik yaitu transistor jenis NPN dan transistor jenis PNP. Pada transistor, terdapat 3 buah kaki (terminal) yakni basis, collector dan emitor. Transistor daya rendah dibuat dengan kemasan dari bahan plastik atau logam. Kemasn transistor yang terbuat dari plastik memiliki salah satu sisi permukaan yang berbentuk datar, sedangkan yang terbuat dari logam memiliki sebuah tonjolan pada pinggir bawahnya. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pemakai dalam mengindentifikasi kaki-kaki terminal.


Simbol Transistor dan Bentuk Fisik Transistor

Gambar Simbol Transistor dan Bentuk Fisik Transistor

Gambar  Simulasi pengujian transistor
Gambar Simulasi pengujian transistor

Transistor diatas difungsikan sebagai saklar digital, aktif ketika tegangan pada basis transistor diberi tegangan diatas 0,7 Volt.
Gambar Kurva karakteristik transistor
Gambar Kurva karakteristik transistor

Resistor

Di dalam kebanyakan rangkaian listrik, kita menyambungkan berbagai komponen  rangkaian dengan menggunakan kawat-kawat tembaga. Hal ini disebabkan karena tembaga adalah sebuah bahan konduktor listrik yang sangat baik, tembaga memiliki tahanan listrik yang sangat rendah. Namun, adakalanya sejumlah sambungan  pada rangkaian listrik membutuhkan tahanan listrik yang lebih besar daripada yang dapat diberikan oleh kawat tembaga. Inilah alasan mengapa kita menggunakan resistor. Untuk mendapatkan nilai tahanan yang dapat kita ubah-ubah, kita juga bisa menggunakan resistor variable. Salah satu jenis dari resistor variable adalah potensiometer.

Resistor ketika dihubungkan secara paralel maka jumlah tahanan totalnya menjadi:

1 / Rtotal = 1/R1 + 1/R2 +.......+ 1/Rn
resistor
Gambar Resistor dihubung secara paralel

Resistor ketika dihubungkan secara seri maka tahanan totalnya menjadi:
Rtotal = R1 + R2 + R3 +....+ Rn
                                                    
resistor
Gambar Resistor dihubungkan secara seri




Sunday, November 13, 2011

Ohm's Law

For students, college students or the hobby of electronics with the law must know this one, if not, must know .. In 1826, a German physicist named berkembangsaan Georg Simon Ohm investigate the relationship of proportionality between V and I. Ohm experimented with forming an electrical circuit and is equipped with various electrical components.
The graph shows that the relationship between V and I form a straight line inclined to the right up through the point of origin. If the slope of this graph is called a barrier (given the symbol R), makia the relationship between voltage V and the strong current I can be expressed in the formula: V = I. R R = resistance (Ω) I = current (I) V = Voltage (V) To further facilitate our understanding of Ohm's law in this circuit let us consider the following: 



Seen that the above circuit has V = 9 volts, R = 1 kilo Ohm, then current = V / R = 9 / 1000 = 9mAmpere. If we replace the value of R becomes larger or smaller then we will be able to draw the conclusion that the current generated will be greater if the value of resistance in the circuit gets smaller and vice versa with the assumption that the voltage value tetep.